Karapan Sapi disini bukanlah hanya sebuah tradisi yang
dilaksanakan secara turun-temurun, melainkan sebuah kebanggaan bagi
masyarakat Madura itu sendiri. Sehingga bisa mengangkat derajat dan
martabat masyarakat madura. Menurut bapakHidrocin Sabarudin sebagai Budayawan Madura, yakni selaku pemateri di acara HUT ke 2 Plat-M kemarin menyatakan bahwa Karapan Sapi
pertama kali diperkenalkan oleh pangeran Katandur yang berasal dari
sebuah pulau kecil yang ada di Madura. Pulau tersebut bernama pulau
Sapudi, pulau ini terletak di kabupaten Sumenep. Pada awalnya pangeran
Katandur hanya ingin menggunakan tenaga sapi untuk membajak sawah,
karena tanah sawah yang ada di pulau itu gersang dan tidak subur. Maka
dari itulah Pangeran katandur berencana untuk mengolah tanah persawahan
tersebut agar bisa dibuat untuk bercocok tanam. Setelah beberapa lama
kemudian karena dirasakan manfaat dari penggunaan sapi ini, maka setiap
kali panen sukses dan panen melimpah ruah masyarakatpun ikut serta
didalam bercocok tanam tersebut dengan bantuan sepasang sapi didalam
mengolah tanah aga bisa ditanami.
Setiap kali panen tiba dan banyak sekali masyarakat yang bergembira atas
keberhasilan panen mereka, maka diadakanlah lomba balapan sapi disawah
yang telah dipanen tersebut. Tujuannya hanya untuk menghibur masyarakat
saja. Pada pelaksanaannyapun hanya disawah yang becek dan berlumpur.
Pada waktu itu lomba balapan sapi hanya diiringi dengan teriakan dari
mulut serta pukulan atau kepakan dari telapak tangan sang pengemudi yang
mengarah ke pantat atau bokong sapi. Seiring dengan berjalannya waktu,
balapan sapi berganti nama dengan Karapan Sapi.Karapan
atau kerapan berasal dari kata kerap atau kirap yang artinya adalah
berangkat dan dilepas secara bersamaan dan dalam bahasa arab adalah
kirabah yang artinya persahabatan. Nah dari sinilah karapan sapi mulai
dikenal dan diketahui oleh masyarakat di Madura.
Karapan sapi merupakan
nama lain dari lomba balapan sapi. Biasanya dalam sepasang sapi yang
akan diperlombakan terdapat 2 sapi, yakni sapi sebelah kanan dan sapi
sebelah kiri.Untuk yang sebelah kanan biasanya disebut Pangluar, dan
untuk yang sebelah kiri biasanya disebut dengan Pangdalam. Karapan sapi
itu sendiri adalah lomba mengadu sepasang sapi yang satu dengan yang
lainnya menggunakan kaleles. Kaleles adalah tempat atau alat yang
digunakan oleh seorang joki karapan sapi untuk menaiki sepasang sapi
karapan ini dan untuk menyatukan sapi ini menggunakan pangonong yang
dipasang di punggung kedua sapi, sehingga kedua sapi ini bisa menjadi
satu dan searah. Pada intinya, kaleles dan pangonong itu tersambung
menjadi satu dan kemudian dipasang pada 2 ekor sapi karapan itu.
Untuk jarak dan lintasan dari perlombaan
pacuan tradisional ini pada umumnya panjangnya sekitar 100 sampai 150
meter dengan lama pacuan sekitar 10 sampai 15 detik, karena kecepatan
dan ketangkasan dari lari sapi itu yang sangat liar. Pelaksanaan karapan
sapi biasanya diiringi dengan upacara khusus oleh para pemilik sapi
karapan sebelum perlombaannya dimulai. Biasanya sebelum perlombaan
berlangsung, setiap pasangan sapi karapan akan diarak mengelilingi arena
Karapan Sapi dan diiringi dengan alat musik yang bernama Seronenan (Musik tradisional khas Madura).
Dipulau Madura ini terdapat beberapa macam perlombaan Karapan Sapi,
diantaranya adalah: Karapan Sapi Kecil atau biasanya sering disebut
dengan Karapan Sapi Kene’, Karapan Sapi jenis ini biasanya diadakan di
tingkat kecamatan dan pemenang dari lomba tingkat ini bia mengikuti
Karapan Sapi Besar. Selanjutnya ada Karapan Sapi Besar atau yang sering
disebut Karapan Sapi Raja ataukerap Gubeng, Karapan Sapi jenis ini
biasanya juga disebut dengan Karapan Negara dan biasanya diadakan di
ibukota kabupaten dan peserta dari Karapan Sapi jenis ini adalah
pemenang dari tingkat sebelumnya. Kemudian Karapan Sapi Undangan atau
yang sering disebut dengan Karapan Sapi Onjengan, Karapan Sapi Jenis ini
diikuti oleh peserta yang diundang, baik dari dalam maupun dari luar
kabupaten. Berikutnya adalah Karapan Sapi tingkat Karesidenan, Karapan
Sapi jenis ini biasanya diikuti oleh para pemenang dari empat kabupaten
yang ada di Pulau Madura. Karapan Sapi ini adalah acara Puncak yang
biasanya diadakan dikota Pamekasan untuk mengakhiri musim karapan sapi,
disini memperebutkan Piala Presiden. Dan yang terakhir adalah Karapan
Sapi Latihan atau yang sering disebut dengan Jher-Ajheren, Karapan Sapi
jenis ini biasanya tidak tentu pelaksanaannya dan biasanya diadakan
sesuai dengan kesepakatan antar pemiliknya atau sesuai dengan para
pelatih sapi Karapan tersebut.
Karapan Sapi merupakan salah satu jenis perlombaan yang
melibatkan berbagai pihak didalamnya, pihak-pihak yang dimaksud adalah
orang yang ikutn mensukseskan Karapan Sapi. Orang-orang yang dimaksud
adalah: Ada orang yang mengendalikan Sapi Karapan pada saat perlombaan,
biasanya disebut dengan tukang Tongko’. Kedua adalah orang yang
menggertak atau berteriak-teriak kepada sapi agar pada saat dilepas maka
sapinya akan berlari cepat dan kencang, biasanya disebut dengan tukang
Gettak. Selanjutnya orang yang bertugas untuk menarik dan menuntun sapi
karapan agar patuh dan mau terhadap perintah pelatih, biasanya disebut
dengan tukang Tonja. dan yang terakhir adalah orang-orang yang bertugas
sebagai suporter bagi sapi-sapi yang didukungnya, biasanya disebut
dengan tukang Gubra.
Karapan sapi dimulai dengan upacara sebelum memulai
perlombaan, dengan diiringi musik tradisional khas pulau Madura yakni
Seronenan. Setelah selesai Upacara, maka saatnyalah perlombaan Karapan
Sapi dimulai. Dua pasang sapi dilepas diarena pacuan sapi karapan,
sapi-sapi tersebut berpacu dengan kecepatan yang sangat tinggi karena
disemangati oleh seorang joki yang menungganginya. Sapi-sapi tersebut
melaju sampai garis finish dan tak lupa pula sang joki menghentikan laju
dari sapi-sapi yang ditungganginya dengan cara meloncat ke punggung
dari sapi tersebut. Tujuannya agar tidak menabrak para penonton yang ada
di sekitar garis finish. Sedangkan ditepi arena, dibatasi dengan pagar
yang terbuat dari bambu. Para penonton menyaksikan perlombaan ini dari
pinggir arena, tepatnya dibalik pagar yang terbuat dari bambu itu.
Teriakan dan gemuruh dari para penonton yang menyaksikan disamping arena
membuat suasana perlombaan menjadi semakin seru dan meriah. Apalagi
ketika sapi karapan telah sampai di garis finish, maka riuh dan gemuruh
dari penonton tambah menggubrak arena. Karapan Sapi biasanya diadakan
dilapangan terbuka yang terdapat di tiap-tiap kota kabupaten di pulau
Madura. Yakni di Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep.
Karapan sapi telah
menjadi sebuah identitas serta merupakan simbol dari keperkasaan pulau
Madura. Dari segi pariwisata, Karapan Sapi merupakan pemasok utama untuk
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Karena dari sektor
inilah para Wisatawan Mancanegara (Luar Negeri) dan Wisatawan Domestik
(Dalam Negeri) berkunjung ke pulau Madura untuk menyaksikan kelincahan,
keperkasaan, dan kecepatan dari laju sapi karapan itu. Serta sekaligus
melihat keberanian, kelihaian, dan kepiawaian dari para joki yang sedang
mengendalikan sapi tunggangannya.
Karapan Sapi ini
mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan didalam
menjalani kehidupan ini. Banyak sekali nilai-nilai yang dapat diambil
didalamnya. Diantaranya adalah nilai kerja keras, dari nilai ini
menunjukkan adanya Kerja Keras dari seorang pelatih didalam proses
pelatihan sapi karapan sehingga menjadikan sapi kuat dan tangkas.
Selanjutnya adalah nilai Kerjasama, dari nilai ini sudah dapat diketahui
adanya kerjasama antara peserta lomba dengan para pendukung atau
suporter. Berikutnya adalah Nilai persaingan, dari nilai ini sudah dapat
diketahui adanya persaingan antar peserta ketika perlombaan sudah
dimulai. Masing-masing peserta berusaha agar sapinya dapat menjadi juara
atau pemenang. Nilai yang selanjutnya adalah nilai ketertiban, dari
nilai ini tidak hanya ditunjukkan oleh para peserta lomba saja, akan
tetapi juga para penonton yang menyaksikan perlombaan Karapan Sapi ini.
Dan yang terakhir adalah nilai sportivitas, dari nilai ini bukan hanya
pada saat perlombaan Karapan Sapi berlangsung akan tetapi pada saat
kalahpun harus menerima dengan lapang dada.
Sumber: http://slametux.blogdetik.com/2011/12/27/karapan-sapi-menduniakan-madura/
(glenon copas tretan, tulisannya bagus.. )
Sumber: http://slametux.blogdetik.com/2011/12/27/karapan-sapi-menduniakan-madura/
(glenon copas tretan, tulisannya bagus.. )
0 komentar:
Posting Komentar