Mengubah air laut menjadi air tawar merupakan ide sederhana, namun belum banyak yang melihat peluangnya. Madura terkenal dengan kegersangannya, kalau jargon bumi pertiwi adalah tongkat ditanam jadi tanaman tapi kalau di Madura tanaman ditanam jadi tongkat. Sedikit lebay, namun memang benar pertanian Madura hanya tergantung dengan kiriman hujan. Tidak ada bendungan dan saluran irigasi teknis.
Padahal jika berbicara tentang pertanian, tidak akan terlepas dengan urusan air dan cahaya matahari. Tanaman butuh air dan panas matahari yang cukup. Untuk panas matahari, Madura sudah tidak diragukan lagi tingkat kepanasannya. Inti dari pertanian adalah bagaimana memanen panas matahari sebanyak-banyaknya. Lihat saja di negara subtropis invest mahal untuk membangun green house semata-mata agar tanamannya tetap hangat saat musim dingin. So, dimadura masih butuh green house? nehi,. nehi,. kata orang India. Madura sudah cukup panas tanpa perlu membangun green house segala macam. Jika panas matahari dirasa sudah cukup, permasalahannya hanya tentang air. Darimanakah mendapatkan air dengan murah, cepat dan jumlah yang cukup. Permasalahannya hanya air jack!.
Masalah air, Madura jelas kekurangan saat musim kemarau. Bisakah Madura menanam tanpa henti sepanjang tahun? darimanakah sumber airnya? tim tak-iya.com bersama tim pasarpetani.com sedang mengkaji masalah ini lebih dalam tentang peluang pemanfaatan air laut menjadi air tawar. Iya benar, tim kecil ini melihat peluang pemanfaatan air laut menjadi air tawar sebagai solusi jangka panjang pemenuhan kebutuhan air pertanian Madura. Madura terlihat gersang, namun sebenarnya menyimpan potensi air dipinggir pulau, yaitu daerah-daerah pantai dekat dengan laut.
Jika ada tretan Madura atau pihak lain mempunyai bahan riset atau informasi terkait ini, jangan ragu-ragu untuk berbagi dalam kemajuan Madura bersama. (kiya)
0 komentar:
Posting Komentar